Analisis Penyebab Kerugian Ayam Broiler
Sebagai peternak ayam pedaging atau ayam broiler, tentu sangat mendambakan hasil atau profit yang maksimal dalam proses budidayanya. Namun adakalanya dalam perjalanan prosesnya, tidak senantiasa hasil yang di dapat sesuai dengan apa yang kita inginkan. Seringkali peternak dihadapkan dengan tantangan serta kendala yang cukup menghambat peternak sehingga hasil yang di dapat kurang maksimal atau mengalami kerugian.
Perlu kita ketahui, hal apa saja yang dapat mempengaruhi hasil dari tidak maksimalnya budidaya kita, apalagi untuk peternak pemula yang akan baru terjun ke dunia bisnis ini, perlu setidaknya mengetahui dan menghindari hal-hal apa saja yang dapat menyebabkan kerugian nantinya.
Di sini akan dibagikan secara singkat sepengalaman penulis, tentang hal apa saja yang dapat mempengaruhi hasil budidaya broiler sehingga mengalami kerugian.
1. Kurangnya pengetahuan tentang budidaya ayam broiler.
Sebagai peternak kita harus mampu mengimbangi pengetahuan tentang ayam broiler, itu merupakan suatu kewajiban yang tak dapat dihindari lagi, kita harus selalu mengupgrade pengetahuan kita tentang apa yang kita tekuni secara menyeluruh, dari mulai tata kelola kandang, manajemen ayam, serta dasar-dasar perhitungan yang diperlukan, sehingga kita tidak kaku atau bingung lagi ketika akan terjun dalam bisnis ini.
Seringkali peternak dengan bermodalkan nekad dan minimnya pengetahuan, memaksakan diri untuk mencoba bisnis ini, sehingga dalam perjalanannya terkadang menghadapi kendala-kendala yang di luar kemampuan untuk dapat diselesaikan, sehingga terjadilah kerugian.
Untuk itu, sangat disarankan untuk mengupgrade wawasan tentang dunia broiler sebanyak-banyaknya dan berkonsultasi dengan yang sudah pengalaman atau menekuni bidang ini terlebih dahulu, atau dengan membaca buku, web, dan media lainnya, sehingga kita sebagai peternak bisa mendapatkan gambaran tentang bagaimana dunia bisnis ini. Apalagi di era digitalisasi ini banyak informasi-informasi yang dapat membantu kita dalam mengembangkan bisnis kita di dunia broiler.
2. Tidak maksimalnya manajemen pemeliharaan ayam broiler.
Dan ini lah faktor utama dan sangat utama yang menentukan keberhasilan bisnis ini, yakni manajemen pemeliharaan, yang mana jika kita bermodalkan pengetahuan cukup atau mumpuni saja pun tidak akan cukup mewakili jika seandainya praktik pemeliharaanya, tidak maksimal.
Seringkali, peternak yang mengalami kerugian, banyak permasalahan yang biasanya di dapat di manajemen pemeliharaan sebagai akar masalahnya, ini bisa disebabkan beberapa hal, diantaranya,
a. Ketidaktahuan.
b. Tahu tapi tidak melaksanakan.
c. Melaksanakan tapi tidak selesai, atau hanya menggugurkan kewajiban saja.
d. Tidak melaksanakan sama sekali karena malas dan tidak ingin tahu.
Hal tersebut justru perlu dan sangat penting untuk kita hindari agar tidak mengalami kerugian, sebagai orang yang langsung terjun memelihara, kita perlu membuang rasa malas serta mampu mengedepankan kebutuhan ayam, karena kebutuhan ayam tidak hanya sekadar diberi makan dan minum, namun ada hal-hal penting lainnya seperti pelebaran, sortir, dan lainnya. Sehingga seringkali peternak melupakan hal tersebut dan berimbas ke performance yang di dapat tidak maksimal bahkan berpotensi mengalami kerugian.
Untuk itu, jangan sesekali menyepelekan pemeliharaan dalam bisnis ini, tapi harus menjadikan poin utama dalam tingkatan keberhasilan yang ingin dicapai. Oleh karenanya, jika kita mengalami kebingungan dalam tata cara beternak, apa saja yang harus dilakukan, jangan malu serta jangan segan untuk mencari informasi, berdiskusi ataupun berkonsultasi dengan yang lainnya yang dinilai dapat membantu memberikan saran serta arahan kepada kita, seperti peternak lainnya, PPL dari layanan kemitraan, biro konsultasi peternakan dari instansi pemerintahan, layanan konsultasi peternakan di berbagai tempat, maupun aplikasi-aplikasi yang berkaitan dengan pemeliharaan seperti Agrinis Farm, yang dapat memberikan bantuan atas permasalahan pemeliharaan yang sedang kita hadapi.
Ketelatenan serta kesabaran adalah kunci keberhasilan dalam bisnis ini, sehingga peternak perlu menyesuaikan cara kerja dan gaya beternaknya, agar hasil yang diinginkan dapat dicapai dengan maksimal.
3. Kurangnya monitoring atau pantauan di situasi farm
Selanjutnya adalah kurangnya monitoring atau pantauan terhadap situasi farm, yang mana ini biasanya untuk peternak yang mempunyai karyawan atau terkendala lokasi farm dengan rumah cukup jauh. Ini bisa jadi pemicu terjadinya kerugian, karena kita tidak melihat seluruh aktivitas 24 jam di farm serta minimnya tingkat pantauan, sehingga banyak hal yang dapat terjadi, yang mana hal-hal tersebut di luar kehendak kita, seperti:
A. Adanya keteledoran atau ketidaktahuan dari operator kandang, sehingga telatnya penanganan yang diberikan terhadap kondisi ayam, akibat dari informasi yang kurang cepat diterima oleh peternak.
B. Minimnya kemampuan operator kandang dalam menyelesaikan permasalahan kandang.
C. Keamanan di lingkungan kandang, seperti bisa saja terjadi serangan hewan buas atau aksi pencurian.
Oleh karenanya, perlu pantauan lebih lagi dari kita sebagai peternak yang mana kita jika tidak terjun sendiri, maka sebaiknya, kita melakukan beberapa hal:
a. Percayakan pemeliharaan ayam broiler terhadap operator yang sudah berpengalaman, atau jika kita menempatkan yang belum berpengalaman maka harus ada pihak berpengalaman yang mendampingi. Sehingga kita dapat meminimalisir hal-hal yang tidak di inginkan ke depannya.
b. Upgrade kemampuan operator kandang, yang mana dapat berguna bagi kita ke depannya agar dapat menimbulkan ketenangan, dengan cara, kita dampingi atau beri dampingan dari orang yang berpengalaman.
c. Tingkatkan keamanan kandang, dengan memasang cctv, pagar kandang atau mempercayakan keamanan lebih terhadap ahlinya, sehingga aset kita dapat terjaga dengan baik di dalam maupun di luar kandang.
4. Kualitas sapronak yang tidak mendukung proses budidaya
Sapronak adalah faktor penentu berikutnya yang perlu diperhatikan dalam proses budidaya setelah manajemen. Kualitas yang tidak baik serta harga yang tinggi, terkadang dapat meningkatkan risiko kerugian kita dalam proses budidaya.
Untuk itu kita perlu sangat teliti dalam menentukan sapronak serta melihat harga yang sesuai dengan anggaran kita sehingga kita bisa meminimalisir kerugian.
Kembali lagi, kejelian kita dan pengalaman kita sangat dibutuhkan dalam menentukan sapronak ini, selanjutnya teknik pemeliharaan serta penyimpanan sapronak juga perlu diperhatikan agar tidak ikut membantu kita dalam menyumbangkan kerugian. Jangan pernah lalai dalam melihat kualitas sapronak di kandang seperti pakan di gudang misalnya, karena apa pun bisa terjadi dalam waktu singkat.
5. Harga pasar yang tidak stabil
Harga pasar inilah yang akan menentukan di akhir pemeliharaan, semakin tinggi harga dan semakin rendah nilai harga pokok produksi kita, maka akan semakin besar pula keuntungan yang kita dapat.
Begitu pun sebaliknya, semakin rendah harga yang sedang berlaku, dan semakin tinggi nilai harga pokok produksi kita, maka akan semakin sedikit pula keuntungan yang kita dapat, bahkan bisa mengalami kerugian.
Untuk itu kita perlu mengantisipasi hal tersebut, selain sifat fluktuatifnya harga pasar ini dapat berubah secara cepat, kita perlu mempertimbangkan kapan waktu terbaik untuk memasarkan hasil budidaya kita, serta dengan terus menjaga stabilitas kualitas hasil budidaya kita tetap sehat (tidak sakit), sehingga tidak menaikkan harga pokok produksi kita.
Demikianlah paparan singkat mengenai potensi apa saja yang bisa menyebabkan terjadinya kerugian dalam proses budidaya broiler yang penulis alami, semoga bermanfaat untuk semua.
Oleh: Dedi & Vina, Agrinis.