3 min read

Standar Kepadatan Kandang Untuk Memaksimalkan Keuntungan

Standar Kepadatan Kandang Untuk Memaksimalkan Keuntungan

Selama 50 tahun terakhir di Indonesia, industri perunggasan telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam memenuhi kebutuhan protein hewani. Kontribusinya bahkan mencapai 67% dari total kebutuhan protein hewani. Misalnya, ayam pedaging dan ayam petelur adalah dua bisnis favorit peternak skala kecil dan besar.

Usaha peternakan ayam tidak selalu berjalan mulus, baik secara teknis maupun non teknis. Banyak tantangan di lapangan yang menyebabkan tingkat mortalitas tinggi saat dipelihara, kasus kanibal yang mengganggu produksi dan tantangan lain yang memaksa peternak berpikir keras untuk menjaga ayam tetap sehat dan produksi tidak terganggu. Tantangan yang sering dihadapi oleh peternak adalah adanya ketidaksesuaian antara jumlah ternak ayam pedaging dengan kapasitas kandang baik pada ayam pedaging maupun ayam petelur yang berdampak pada ketidakmampuan ayam pedaging dalam memproduksi daging dan telur secara efisien karena lingkungan yang tidak nyaman.

Kepadatan Kandang

Kepadatan kandang merupakan kesesuaian antara luas kandang dengan jumlah ayam per 1 m2 atau jumlah ayam dalam 1 sangkar baterai. Produksi ayam baik itu broiler maupun layer, tentu sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti genetik dan lingkungan. Genetik memiliki peran sebesar 30% dan lingkungan sebesar 70%. Salah satu faktor lingkungan yang tidak kalah pentingnya yaitu pengaturan kepadatan ayam dalam satu luasan m2 . Apabila kepadatan telah memenuhi kebutuhan ayam, dampak positif yang dihasilkan adalah ayam akan mencapai kondisi nyaman, kenaikan bobot daging akan maksimal.


Kondisi bisa terjadi sebaliknya, apabila kondisi nyaman dari kepadatan tidak tercapai, maka dapat memberikan dampak negatif terhadap performa ayam. Ayam akan mudah stress akibat tingginya gas amonia di dalam kandang. Selain itu sirkulasi udara menjadi buruk, serta suhu dan kelembaban meningkat di kandang/baterai. Suhu dan kelembaban yang tinggi mengakibatkan konsumsi pakan akan berkurang sehingga hal ini berpengaruh terhadap pencapaian bobot yang tidak maksimal atau rendahnya bobot afkir. Ayam juga menjadi mudah terserang penyakit dan dampak buruk lainnya timbul sifat kanibal dari ayam tersebut. Tentu kondisi seperti ini dapat merugikan peternak karena tidak hanya performa produksi yang turun akan tetapi dapat menimbulkan tingginya tingkat kematian/ayam yang dimusnahkan.


Di tengah kondisi harga ayam setahun belakangan ini yang masih jauh dari harapan para peternak, maka sangat penting bagi peternak untuk menjalankan proses budi daya lebih maksimal. Caranya dengan kontrol secara intensif dan dilakukan dengan hati-hati. Peternak juga tentu diharapkan dapat mengatur kepadatan ayam di kandang secara optimal agar ayam terhindar dari faktor penyebab penyakit, stress, produksi menurun, dan mortalitas tinggi yang tentunya akan berimbas pada laba keuntungan yang diperoleh.

Pengaturan Kepadatan

Pengaturan kepadatan ayam akan mempengaruhi kesehatan, performa, keseragaman serta kualitas hasil panen. Banyak peternak yang ditemui masih belum menyadari pentingnya pengaturan kepadatan ayam di kandang. Pertimbangan kepadatan ayam sejak awal harus menjadi fokus perhatian, misal pada peternakan broiler, peternak harus menargetkan pada umur berapa ayam akan dipanen sehingga mereka dapat menyiasati berapa kepadatan yang akan digunakan nantinya.

Umumnya para pelaku peternakan ayam memiliki caranya tersendiri dengan standar yang berbeda-beda, khususnya dalam pengaturan kepadatan ayam dalam satu kandang baik untuk broiler di kandang open house maupun untuk layer di kandang baterai. Mengingat begitu pentingnya untuk mengatur kepadatan ayam agar performa produksi tercapai dengan baik, maka pada tulisan ini akan menjelaskan secara singkat teknik sederhana untuk mengatur kepadatan pada setiap fase pertumbuhan ayam baik di broiler maupun layer.

Kepadatan Kandang Ayam Pedaging (broiler)

Menurut Manual book Ross (2018), kepadatan ayam yang diputuskan oleh peternak tergantung pada:

1. Target berat saat panen.
2. Kondisi cuaca dan iklim.
3. Tipe dan sistem perkandangan (open/close), serta jenis peralatan dan ventilasinya.
4. Jaminan kualitas hasil panen.

Terdapat dua standar kepadatan ayam yang sering dipakai di dunia ini yaitu European Union Broiler Welfare Directive (2007) serta National Chicken Council (2010) yang dipakai di USA serta banyak negara negara lain termasuk Indonesia. Standar Kepadatan menurut National Chicken Council (2010) adalah sebagai berikut :

1. Panen di bawah 2,04 kg, maksimum kepadatan ayamnya adalah 32 kg/m².
2. Panen antara 2,04-2,49 kg, maksimum kepadatan ayamnya adalah 37 kg/m².
3. Panen di atas 2,49 kg, maksimum kepadatan ayamnya adalah 42 kg/m².

Agrinis memberikan rekomendasi kepadatan yang didasarkan pada tipe kandang yang ada terdapat pada Tabel 2.

Umur Ayam

Tipe Kandang

Open House

Close House

0-5 minggu

8-13 ekor/m2

15-18 ekor/m2

5-panen

8-10 ekor/m2

13-15 ekor/m2

Tabel 2. Kepadatan (ayam/m²)

Demikian ulasan teknis yang bisa kami sampaikan tentang kepadatan ayam. Tentunya kondisi di lapangan perlu disesuaikan. Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan berkaitan dengan kepadatan ayam ini. Kita sebagai peternak harus cerdas dan cermat dengan melihat banyak sisi dalam mempertimbangkan berapa kepadatan yang akan bisa diambil. Hal tersebut agar performa dan keuntungan yang kita dapat dalam pemeliharaan ayam bisa maksimal. Tim kami di lapangan siap mendukung para peternak melalui diskusi di kandang.


Oleh: Feri & Vina, Agrinis.