Fase Starter Ayam Pedaging
Pemeliharaan Masa Brooding
Periode pemeliharaan ayam pedaging di Indonesia umumnya terdiri dari dua fase yaitu starter dan finisher. Fase starter dimulai sejak umur 1 hingga 21 hari, sedangkan fase finisher berlangsung dari umur 22 hari hingga ayam dipanen. Selain dua fase tersebut, di lapangan juga dikenal istilah masa brooding.
Masa brooding merupakan bagian dari fase starter, yaitu masa permulaan bagi perkembangan dan pertumbuhan ayam. Masa brooding merupakan kunci keberhasilan di fase selanjutnya. Pada periode ini terjadi proses perbanyakan sel (hiperplasia) untuk perkembangan organ dan sistem vital anak ayam, meliputi sistem kekebalan tubuh, saluran pencernaan, sistem thermoregulasi, dan kerangka tubuh dan bulu.
Sistem Kekebalan Tubuh
Kekebalan yang berperan pada masa ini ada 2 yaitu kekebalan pasif dan aktif. Kekebalan pasif merupakan kekebalan yang di transfer dari Induk ayam melalui kuning telur (maternal immunity/antibodi maternal). Oleh karena itu, penyerapan sisa kuning telur harus berlangsung cepat dan tuntas (terserap habis) di masa brooding. Sedangkan kekebalan aktif dihasilkan dari pemberian vaksin (vaksinasi) maupun infeksi virus lapangan.
Di lapangan, antibodi maternal tidak akan bertahan dalam jangka waktu lama dan akan berkurang (menurun) kadarnya secara periodik. Mengingat tantangan bibit penyakit yang ada di sekitar ayam relatif tinggi, maka kita perlu melakukan vaksinasi secara periodik. Vaksinasi harus dilakukan dengan tepat (tepat vaksin, tepat dosis, tepat aplikasi, dan tepat waktu) agar berhasil terbentuk secara optimal.
Terbentuknya kekebalan aktif dari vaksinasi juga dipengaruhi perkembangan organ-organ kekebalan/limfoid (organ limfoid primer dan sekunder). Organ limfoid primer meliputi bursa Fabricius dan thymus. Sedangkan yang termasuk organ limfoid sekunder ialah kelenjar Harderian, limpa, kuning telur, sumsum tulang, Peyer's patches, caeca tonsil, dan Meckel's diverticulum. Pada satu minggu masa brooding, perkembangan organ limfoid sudah mencapai 70%. Namun apabila bobot badan anak ayam tidak mencapai standar, maka perkembangan organ limfoid pun akan terganggu. Begitu juga dengan pembentukan kekebalan aktif anak ayam.
Pencernaan
Ketika masih di mesin tetas, organ pencernaan anak ayam secara anatomi belum berkembang dan berfungsi. Segera setelah anak ayam menetas, organ pencernaan tersebut. terutama proventrikufus, gizzard/ampela, dan usus, akan mengalami perubahan morfologi (bertambah besar ukuran dan diameternya) dan fisiologi (mulai diproduksinya enzim pencernaan).
Organ pencernaan berkembang pesat pada hari ke-4 sampai ke-6 masa brooding, dan mulai menurun pada hari ke-10 (Noy and Sklan, 1997). Perkembangan ukuran organ pencernaan dan enzim-enzim ini nantinya akan mempengaruhi proses metabolisme dan penyerapan nutrisi ransum. Agar organ pencernaan cepat berkembang, di sinilah pentingnya memastikan feed intake anak ayam tercapai maksimal sejak hari pertama chick in.
Sistem Thermoregulasi (pengaturan suhu tubuh)
Anak ayam tidak bisa mengatur suhu tubuhnya saat 5 hari pertama pemeliharaan (bersifat poikilotermic), dan sampai umur 14 hari belum sepenuhnya mampu mengatur suhu tubuh. Dengan kata lain, suhu tubuh anak ayam sangat dipengaruhi suhu lingkungan. Oleh karena itu, suhu kandang pada masa brooding harus diperhatikan.
Kerangka Tubuh (tulang) dan Bulu
Kerangka tubuh anak ayam berkembang seiring bertambahnya umur. Perkembangan rangka ini meliputi pertambahan massa, tebal, dan panjang tulang. Pembentukan kerangka tubuh yang optimal di masa brooding akan mampu menopang pertumbuhan bobot badan yang cepat dan menekan afkir yang diakibatkan oleh kelumpuhan atau cacat.
Masa brooding dimulai sejak chick in hingga 10-14 hari, bahkan ada yang sampai 18 hari Lamanya masa brooding berpatokan pada kemampuan anak ayam beradaptasi terhadap suhu lingkungan atau sampai tumbuh bulu dewasa. Perlu diketahui bahwa setelah menetas, tubuh anak ayam tertutup bulu-bulu halus atau bulu kapas. Selanjutnya, bulu kapas akan segera berganti menjadi bulu yang lebih keras, yang disebut bulu dewasa.
Adapun hal-hal yang perlu di perhatikan dalam fase starter ini adalah sebagai berikut:
1. Kesibukan Hari Pertama Chick in
Periode chick in adalah masa-masa kritis bagi anak ayam. Ketika jarak pengiriman DOC dari hatchery (tempat penetasan) ke farm cukup jauh (pengiriman > 12 Jam), DOC akan mengalami stres dan dehidrasi. DOC juga banyak kehilangan cadangan energi sehingga tak jarang kondisinya lemas ketika tiba di kandang. Oleh sebab itu pada hari pertama chick in, DOC harus mendapat penanganan khusus agar kondisinya kembali fit. DOC juga perlu segera beradaptasi dan merasakan suasana nyaman agar pertumbuhannya optimal.
Ketika mobil pengangkut DOC datang, beberapa hal yang dilakukan:
a) Memastikan ransum dan air minum sudah tersedia
b) Menimbang bobot badan DOC dengan memilih sampel secara acak. Misalnya pilih boks DOC yang diletakkan di depan, tengah dan belakang truk/kendaraan pengangkut DOC
c) Membongkar boks DOC, menghitung, dan melakukan seleksi DOC dengan akurat. Meski perusahaan pembibit (breeder) telah melakukan seleksi, peternak tetap perlu menyeleksi ulang kualitas DOC
d) Melengkapi administrasi yang diperlukan, seperti mencatat hari dan jam kedatangan, jumlah boks DOC yang diterima, strain DOC, dan hal lain yang diperlukan, terutama kondisi DOC
DOC yang kualitasnya baik dapat langsung diberi minum dan makan. Sedangkan DOC yang kualitasnya jelek seperti bulu kusam, pusar basah atau cacat langsung di-culling, Untuk DOC yang lemah atau ukuran tubuhnya lebih kecil dapat dipisahkan di area brooding berbeda, kemudian diperlakukan khusus yaitu diberi antibiotik (Neo Meditri/Proxan-S), vitamin (Vita Chicks/Broiler Vita), dan imunostimulan (Imustim) untuk mencegah infeksi penyakit. Suhu brooding-nya juga harus lebih tinggi dibanding yang lain.
2. Pengukuran Suhu
Anak ayam harus terus tetap di kontrol secara rutin. Jika perlu peternak tidur di kandang untuk mengawasi kondisi DOC selama 24 jam penuh, terutama saat 3 hari pertama brooding Anak ayam sangat peka dengan perubahan suhu lingkungan, karena sistem termoregulasi (pengaturan suhu) tubuhnya belum berfungsi optimal. Kecerobohan pengaturan suhu pada masa brooding akan mengakibatkan anak ayam mengalami stres yang luar biasa, atau bahkan kematian yang relatif tinggi.
Pengukuran suhu bisa dilakukan pada 2-3 jam setelah DOC ditebar, menggunakan termometer yang digantung 20-30 cm dan alas kandang tidak hanya suhu, kelembaban dan juga kondisi fitter-nya perlu diukur karena ikut mempengaruhi suhu yang dirasakan anak ayam. Kegiatan mengontrol suhu dan kelembaban ini hendaknya dilakukan sesering mungkin, Waktunya bisa dilakukan bersamaan dengan jam pemberian ransum. Selain dengan termometer, suhu brooding yang nyaman juga dapat di deteksi dengan melihat aktivitas dan penyebaran DOC. Hindari anak ayam terkena angin secara langsung.
Dalam kondisi normal, saat suhu brooding sudah sesuai dengan kebutuhan DOC yaitu sekitar 31-33 °C, DOC akan segera melakukan aktivitas makan dan minum. Namun saat kepanasan DOC akan menjauhi pemanas, malas makan, dan hanya minum. Kakinya juga terlihat kemerahan serta kering dan pecah-pecah. Sedangkan saat kedinginan DOC akan berkerumun di bawah pemanas, diam, meringkuk, kondisi kaki basah dan dingin, serta malas bergerak untuk makan maupun minum. Saat siang hari, jika suhu lingkungan terlalu panas, maka pemanas bisa dimatikan dan tirai dibuka sedikit.
Satu lagi suhu yang perlu diukur ketika masa brooding adalah suhu tubuh DOC. Pengukuran suhu tubuh ini menggambarkan suhu paling akurat yang sebenarnya dirasakan anak ayam.
Demi memudahkan masa brooding dan mengetahui kondisi suhu kandang yang mempengaruhi suhu tubuh DOC ayam dalam 24 jam, ada baiknya menggunakan pengukur temperatur dan kelembaban ruangan kandang secara digital yang langsung terhubung dengan smartphone Anda. Radar alat pengukur temperatur dan kelembaban ruangan kandang yang dapat menginformasikan suhu udara yang tepat dalam satuan derajat celcius maupun persentasi kelembaban udara kandang yang akurat. Letakkan Radar dalam area kandang ayam untuk mengetahui suhu derajat kandang ayam Anda. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Radar alat pengukur temperatur dan kelembaban, klik laman dibawah ini : Radar
Tips:
Cara mengukur suhu tubuh DOC yaitu dengan memasukkan termometer secara lembut ke dalam kloaka sejauh 2 cm. Standar suhu tubuh yang baik antara 40-41 °C (idealnya 40,5 °C).
3. Memastikan Aktivitas Makan dan Minum
Ransum dan air minum adalah kebutuhan pokok ayam. Meskipun pasca penetasan DOC masih memiliki sisa kuning telur sebagai sumber energi, namun pemberian ransum segera setelah DOC datang tetap penting dilakukan. Tidak hanya sebagai sumber energi, namun berfungsi juga untuk mempercepat penyerapan sisa kuning telur (sumber antibodi maternal) dan memacu perkembangan saluran pencernaan.
Seperti halnya ransum, air minum juga penting diberikan sejak awal kedatangan DOC. Konsumsi air minum ini 2-2,5 kali konsumsi ransum. Menurut Ensminger et al. (1991), jika ketersediaan air minum kurang atau kualitasnya tidak baik (misalnya suhu air terlalu panas, air kotor atau terlalu asam), maka konsumsi air minum ayam akan turun. Demikian pula dengan konsumsi pakannya.
Pemberian ransum dan air minum yang baik akan meningkatkan konsumsi ransum pada awal minggu. Ransum harus disediakan dalam bentuk fine crumble untuk 10 hari pertama. Pada masa awal pemeliharaan disarankan menggunakan tempat ransum bentuk nampan (NRDOC) atau baby chick feeder (DOC Feeder) yang relatif mudah dijangkau oleh anak ayam. Sedangkan untuk tempat minumnya dapat digunakan yang berukuran 1 atau 2 galon (TMA 1G, TMA 2G). Alas kertas koran dapat juga digunakan pada 2-3 hari pertama agar membiasakan DOC untuk tidak memakan litter.
Berikan ransum sedikit sedikit tapi frekuensinya sering. Tempat ransum juga harus selalu dibersihkan sebelum ransum baru diberikan. Pada umur 7 hari, tempat ransum gantung mulai diperkenalkan. Diharapkan pada umur 10 hari ayam sudah mengenal tempat ransum gantung, dan paling lambat umur 14 hari semua tempat ransum harus sudah digantung. Untuk tempat minum, mulai umur 2 hari mulai digantung dan setiap hari tingginya disesuaikan dengan tinggi punggung ayam. Tempat minum harus selalu terisi air minum berkualitas.
Untuk memastikan anak ayam memperoleh ransum dan air minum dengan jumlah sesuai kebutuhan, lakukan pemeriksaan tembolok (crop fill) 6 jam setelah chick in. Standar minimal sampel DOC yang temboloknya teraba kenyal dan lunak adalah 75 % Nilai itu mengindikasikan bahwa ayam sudah mengonsumsi cukup ransum dan air minum.
4. Mengatur Pencahayaan
Pencahayaan menjadi faktor penting agar ayam dapat makan dan minum dengan baik. Cahaya yang diberikan harus cukup dan menerangi area dimana ayam berada. Cahaya juga berperan merangsang kelenjar tiroid untuk menyekresikan hormon tiroksin yang berfungsi meningkatkan proses metabolisme sehingga dapat memacu pertumbuhan ayam.
Untuk anak ayam di masa brooding sebaiknya diberi cahaya terang dengan intensitas sebesar 25 lux. Setelah satu minggu, intensitas cahaya dikurangi secara bertahap menjadi 5-10 lux. Jika siang hari cuaca gelap, lampu harus dinyalakan agar konsumsi ransum tidak terganggu.
Program pencahayaan dengan mengombinasikan jam terang dan gelap dapat diapliksikan dalam pemeliharaan ayam pedaging. Saat gelap, ayam pedaging tidak melakukan aktivitas dan memberi kesempatan untuk mencerna ransum secara sempurna (Rustam, 2012). Dari hasil penelitian, ayam yang mendapat cahaya 17 sampai 20 jam sehari semalam dengan intensitas sekitar 5-10 lux akan memberikan efek performa yang lebih baik dibandingkan ayam yang mendapat cahaya 24 jam full dengan catatan selama 7 hari pertama ayam tetap mendapat cahaya selama 23 jam pada intensitas minimal 25 lux.
Saat gelap juga akan disekresikan hormon melatonin, dimana hormon ini berfungsi meningkatkan imunitas. Selain itu, ayam dapat beradaptasi jika suatu saat terjadi lampu padam tidak mati menumpuk. Program pencahayaan pada ayam pedaging yang dipelihara di kandang terbuka (open house).
Program pencahayaan harus konsisten dilakukan sejak awal masa pemeliharaan. Sangat penting diperhatikan oleh peternak untuk menyediakan timer otomatis yang bisa di-setting sedemikian rupa agar memudahkan saat menghidupkan dan mematikan lampu.
5. Mengatur Sistem Ventilasi
Sirkulasi udara yang baik akan membantu meningkatkan kadar oksigen dan mengurangi bau amonia serta gas berbahaya lain dari dalam kandang. Pengaturan sirkulasi udara ini pertama dilakukan melalui pengaturan buka tutup tirai kandang. Pada masa brooding, sebaiknya pada tiap sisi kandang dipasang tirai dalam dan tirai luar. Di beberapa daerah yang memiliki suhu udara dingin atau ketika musim hujan, tirai luar sangat dibutuhkan guna menghindari udara dingin dari tiupan angin kencang. Sedangkan tirai dalam untuk menjaga panas dari brooder lebih efisien.
Untuk tirai dalam kita dapat menggunakan plastik bening agar suasana di dalam kandang terang. Sedangkan tirai luar menggunakan plastik tenda atau terpal yang mudah ditutup atau dibuka serta berwarna lebih gelap, misalnya biru atau orange. Warna gelap bertujuan untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk ke dalam kandang saat lepas masa brooding, di mana hal ini dapat mempengaruhi kepadatan dan penyebaran ayam dalam kandang.
Dalam aplikasinya, pemasangan tirai dalam maupun luar tidak boleh sekedarnya saja. Akan tetapi harus dipasang sedemikian rupa agar nantinya tidak menyulitkan peternak atau anak kandang saat harus membuka dan menutup tirai. Pada proses pemasangan tirai yang sederhana, bagian bawah tirai bisa dijepit menggunakan bambu yang melintang kemudian baru dipaku sehingga rapat. Jangan sisakan celah sedikit pun pada bagian bawah tirai untuk mencegah aliran udara dingin masuk dari bawah dan mengenai anak ayam secara langsung.
Sama seperti pada bagian bawah, di bagian atas tirai juga dijepit dengan dua bilah bambu agar posisi tirai dalam kondisi sejajar ketika dinaikkan atau diturunkan, dan aliran udara yang masuk ke dalam kandang sama rata di setiap sisi. Setelah bilah bambu terpasang. kemudian dipasang tali penarik. Tali penarik tirai bisa dikaitkan di bilah bambu sehingga tidak merobek tirai saat ditarik. Bahkan dalam penerapan tertentu lebih memudahkan dalam menarik tirai tersebut sekaligus sehingga tidak harus mengaitkan satu-persatu.
Secara sederhana pengaturan buka tutup tirai dapat dilihat pada Tabel 13, yaitu pada hari ke-1 dan ke-2 chick in, tirai luar ditutup full (dengan menyisakan celah kurang lebih 20 cm pada bagian atas dinding kandang) dan pemanas dinyalakan siang serta malam. Kemudian pada hari ke-3 dan selanjutnya, tirai luar bisa mulai dibuka dan pemanas (menyala atau mati) disesuaikan, Celah 20 cm di atas kandang berfungsi sebagai lubang sirkulasi pertukaran udara. Jangan pernah menutup kandang brooding seluruhnya tanpa celah sedikit pun. Hal itu bisa menyebabkan kandungan O, berkurang dan gas beracun seperti CO, serta amonia meningkat. Akibatnya, sistem pernapasan ayam akan terganggu.
Sebenarnya tidak ada aturan baku mengenai lamanya atau jumlah bagian tirai yang harus dibuka. Kegiatan tersebut membutuhkan insting peternak, tentunya dengan melihat behaviour (tingkah laku) ayam dan kondisi lingkungan. Ada kondisi-kondisi tertentu yang menjadi pertimbangan seperti hujan dan arah angin. Contohnya jika angin bertiup dari arah selatan, tirai selatan harus dipasang lebih tinggi dari tirai utara untuk menghindari ayam terkena langsung oleh tiupan angin dan sebaliknya
Demi memudahkan manajemen kandang ayam, Anda bisa menginstal dan menggunakan aplikasi Arginis Farm pada play store kesayangan Anda. Di aplikasi ini Anda bisa mencatat data harian, mencatat dan mengatur masuk dan keluarnya data sapronak, mencatat data nekropsi, mengetahui dosis vaksin, bergabung dengan komunitas sesama peternak dan masih banyak lainnya. Gunakan sekarang aplikasinya dan rasakan kemudahan manajemen kandang ayam Anda.
Nantikan di artikel berikutnya masi mengenai "Fase Starter Ayam Pedaging" dalam "Mengontrol Pertambahan Bobot Badan".
Oleh: Dedi & Vina, Agrinis.