4 min read

Menjaga Kesehatan Ayam

Menjaga Kesehatan Ayam

Seperti yang telah kita ketahui, bahwa performa ayam pedaging akan optimal jika ayam tetap dalam kondisi sehat. Setidaknya ada 4 faktor pendukung untuk menjaga ayam pedaging agar tetap sehat, yaitu faktor genetic, nutrisi ransum, lingkungan dan manajemen pemeliharaan. Jadi sehat tidaknya ayam bukan hanya di tentukan dari ada tidaknya serangan bibit penyakit, namun dipengaruhi pula keempat faktor tersebut, sehingga kita sebagai peternak, perlu memahami faktor-faktor tersebut.

Di tingkat perusahaan pembibit, anak ayam (DOC) yang sehat akan dihasilkan dari induk yang sehat dan proses penetasan yang minim kontaminasi bibit penyakit. Sedangkan di tingkat peternakan komersil yang kita tekuni, ayam sehat dihasilkan dari nutrisi, lingkungan, dan manajemen pemeliharaan optimal.

Perlu kita ketahui bahwa penyakit infeksius yang menyerang pada ayam dapat ditularkan secara vertical maupun horizontal. Secara vertical maksudnya adalah ditularkan dari induk ke anak ayam, dimana proses ini kemungkinan bisa terjadi di tingkat pembibitan. Sedangkan penularan horizontal, dapat terjadi baik melalui kontak langsung dengan ayam yang sakit maupun tidak langsung melalui perantara seperti peralatan, alas kaki karyawan, tamu, dll. Chronic Respiratory disease (CRD)/nyekrek dan Collibacillosis merupakan salah satu contoh penyakit yang hanya dapat ditularkan secara horizontal. Sedangkan AI, ND, Korisa, Gumboro merupakan contoh penyakit yang hanya dapat ditularkan secara horizontal.

Oleh karena itu, sudah seharusnya kita harus mengevaluasi bibit ayam dan nutrisi ransum yang kita gunakan di peternakan, serta menciptakan lingkungan nyaman bagi ayam. Dengan begitu ketika kita melaksanakan manajemen pemeliharaan yang baik, ayam bisa sehat, tumbuh dengan baik, performanya maksimal, kita pun bisa meraih keuntungan.

Lalu, bagaimana solusinya agar ayam yang kita pelihara tidak sakit??

Timbulnya penyakit sebenarnya disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan antara kondisi ayam, bibit penyakit, dan lingkungan. Maka dari itu, hal-hal yang perlu kita perhatikan agar penyakit tidak muncul, adalah:

1. Mempertahankan Kondisi Ayam Tetap Prima

Untuk mempertahankan kondisi ayam tetap prima, pastikan semua kebutuhan pokok ayam seperti suhu, udara, ransum, air, dan cahaya terpenuhi, terutama 2 minggu pertama pemeliharaan. Pada masa ini terjadi pertumbuhan organ-organ vital ayam seperti saluran pencernaan, organ limfoid (kekebalan), dll. Sebagai contoh apabila pada pemeliharaan ini terjadi gangguan pada pertumbuhan limfoid, maka respon pembentukan kekebalan dari vaksinasi akan menjadi kurang optimal.

Tindakan lainnya yang juga wajib dilakukan agar kondisi tetap prima ialah:

1.       Vaksinasi

Vaksinasi bertujuan menggerakan sistem kekebalan tubuh guna menghasilkan anti bodi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal vaksinasi adalah program vaksinasi disesuaikan dengan kondisi setempat, dosis vaksin seragam, dan diberikan pada kondisi ayam sehat. Gunakan air yang berkualitas baik jika vaksinasi diberikan melalui air minum. Pastikan alat suntik steril dan jarum tajam jika aplikasi vaksin melalui injeksi (suntikan)

2.      Cleaning Program

Cleaning Program bertujan untuk membunuh bibit penyakit yang sedang dalam masa inkubasi (jangka waktu antara bibit penyakit masuk hingga menimbulkan gejala klinis). Seperti pemberian antibiotik yang dapat diberikan 3-5 hari sebelum terjadi penyakit sesuai sejarah outbreak dalam pemeliharaan sebelumnya

3.       Suplementasi

Suplementasi untuk ayam pedaging bertujuan meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh ayam. Jenis suplemennya terdiri dari vitamin, mineral, asam amino, dan imunostimulan.

4.      Meminimalisir Faktor Stress

Stress pada ayam dapat di akibatkan karena, heat stress (stress panas), cold shock ,kegaduhan, dll, sehingga untuk meminimalkannya perlu dicari akar permasalahan penyebab ayam tidak nyaman untuk selanjutnya di antisipasi.

5.      Meminimalkan Bibit Penyakit

Biosecurity merupakan kata kunci dari proses meminimalkan bibit penyakit. Tanpa penerapan biosecurity, maka bibit penyakit akan tetap bercokol di dalam kandang.


Adapun faktor pendukung lainnya, antara lain:

1.       Kosong Kandang Optimal dan Sistem “All in All out”

Kedua hal tersebut merupakan suatu usaha untuk memutus rantai siklus hidup penyakit. Semakin lama kosong kandang, maka semakin lama pula bibit penyakit menemukan inang barunya, sehingga akan mengalami penurunan keganasan dan tidak bisa bertahan hidup. Istirahat kandang di rekomendasikan minimal dua minggu terhitung sejak kandang bersih. Sedangkan sistem All in All out bertujuan untuk meminimalisir outbreak penyakit.

2.      Sanitasi dan Desinfeksi

Kegiatan tersebut meliputi, sanitasi dan desinfeksi tempat ransum dan minum maksimal 3-4 hari sekali, lalu lintas atau kendaraaan yang keluar masuk kandang, penyemprotan kandang serta sanitasi air minum dengan menggunakan desinfektan. Lakukan pembatasan manusia yang tidak berkepentingan dan terapkan celup alas kaki sebelum masuk dan keluar kandang.

3.       Pengendalian Hewan Liar dan Vector Penyakit

Kumbang, nyamuk, semut, lalat, siput, dan burung berperan sebagai vector (pembawa) bibit penyakit. Jadi dalam konsep biosecurity, keberadaan vector tersebut tidak boleh diabaikan. Jika memang diperlukan pestisida maka pergunakan sebijaksana mungkin karena penggunaan yang tidak sesuai justru akan meracuni ayam (toksik).

4.      Isolasi Ayam Sakit

Ayam sakit merupakan sumber penularan bibit penyakit yang utama. Pada kasus korisa, kosentrasi bakteri tertinggi terdapat pada lendir. Sedangkan pada kasus Collibacillosis, kosentrasi bakteri tertingi terdapat pada feses. Dengan demikian, ayam yang sakit sebaiknya segera dipisahkan sehingga penularan dapat diminimalkan. Pada saat melakukan pemeriksaan patologi anatomi (bedah bangkai/nekropsi), hindari lokasi yang terlalu dekat dengan kandang.

5.      Memberikan Kondisi Lingkungan Kandang yang Nyaman untuk Ayam

Kondisi lingkungan yang nyaman, meliputi kecukupan udara, air, dan ransum baik secara kualitas dan kuantitas.


Oleh: Dedi & Vina, Agrinis.